CARA MENGAPLIKASIKAN MODERASI BERAGAMA DALAM PEMBELAJARAN
Posted by pengawassdkotamalang On 05.54 with No comments
Malang-Moderasi beragama adalah konsep yang menekankan pada
sikap saling menghormati dan toleransi di antara kelompok agama yang berbeda.
Konsep ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih dan
mengamalkan agamanya masing-masing, tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari
pihak lain.
Selain itu, moderasi beragama juga mengajarkan pentingnya dialog
dan kerja sama antara kelompok agama, serta menekankan bahwa semua agama
memiliki prinsip-prinsip yang sama dalam membangun kebaikan dan keadilan.
Berikut ini lima cara untuk mengaplikasikan konsep moderasi
beragama dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
1.Menghargai perbedaan: Menghargai perbedaan agama dan
keyakinan orang lain merupakan hal yang sangat penting dalam moderasi beragama.
Hal ini dapat dilakukan dengan tidak merendahkan atau mengolok-olok agama orang
lain, serta tidak mengekspresikan keyakinan secara berlebihan yang dapat memicu
konflik.
2. Meningkatkan pemahaman: Salah satu cara
untuk meningkatkan toleransi dan menghindari kesalahpahaman adalah dengan
meningkatkan pemahaman tentang agama dan keyakinan orang lain. Hal ini dapat
dilakukan dengan membaca literatur agama, mengikuti dialog antaragama, dan
menghadiri acara keagamaan orang lain.
3. Mempraktikkan nilai-nilai agama: Moderasi beragama
juga mengajarkan pentingnya mempraktikkan nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari, seperti kejujuran, kasih sayang, dan perdamaian. Hal ini dapat
membantu meningkatkan kualitas kehidupan dan menjaga harmoni di lingkungan
sekitar.
4. Menciptakan dialog: Dialog antaragama merupakan salah satu
cara untuk memperkuat hubungan antar kelompok agama. Dalam dialog ini, setiap
pihak diharapkan untuk mendengarkan dan memahami pandangan orang lain, serta
mencari solusi yang dapat menguntungkan semua pihak.
5. Menjaga sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi: Dalam situasi yang
mungkin menimbulkan konflik, sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi
merupakan sikap yang sangat diperlukan dalam moderasi beragama. Hal ini dapat
membantu menghindari terjadinya konflik dan menjaga hubungan yang harmonis
Kepemimpinan Pembelajaran di Sekolah
Posted by pengawassdkotamalang On 23.36 with No comments
Mengelola sekolah dimanapun berada harus memberi nilai tambah. Apa maksudnya Nilai Tambah? ketika anda hidup, hidup adalah nilai tambah. ketika semua orang hidup, hidup adalah nilai standar. Demikian juga ketika kita jujur, jujur adalah nilai tambah. Tetapi ketika semua orang jujur, jujur adalah nilai standar.
Dalam hidup kita harus mempunyai nilai tambah dibanding orang lain. Kita harus membuat nilai tambah dari sesuatu hal yang tidak ada menjadi ada. Demikian juga sekolah ini, saya harus bikin beda dengan sekolah yang lain. Mengelola sekolah ini juga harus punya nilai tambah. Jika nilai tambah di dapat maka pelan tapi pasti kemajuan sekolah tinggal menunggu waktu.
Nilai tambah untuk sekolah sangat ditentukan oleh Kepemimpinan Pembelajaran. Eggen dan Kauchak mengatakan bahwa Kepemimpinan pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan (Kepala sekolah) dengan maksud mengembangkan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan bagi guru, serta pada akhirya mampu menciptakan kondisi belajar siswa meningkat. Secara implisit definisi ini mengandung maksud bahwa kepemimpinan pembelajaran merupakan tindakan yang mengarah pada terciptanya iklim sekolah yang mampu mendorong terjadinya proses pembelajaran yang optimal.
Thomas Sergiovanni mengusulkan salah satu model kepemimpinan pembelajaran. Dia mengidentifikasi lima gaya kepemimpinan yaitu (1) teknis/keterampilan, (2) manusia, (3) pendidikan, (4) simbolik, dan (5) budaya. Aspek teknis menangani kepemimpinan instruksional dengan praktek-praktek tradisional manajemen topik yang biasanya dibahas dalam teori administrasi, seperti perencanaan, manajemen waktu, teori kepemimpinan, dan pengembangan organisasi.
Komponen manusia mencakup semua aspek interpersonal kepemimpinan pembelajaran penting untuk berkomunikasi, memotivasi, dan memfasilitasi sebagai peran kepala sekolah. Gaya pendidikan melibatkan semua aspek pembelajaran-pengajaran dalam peran kepala sekolah, pembelajaran, dan melaksanakan kurikulum. Simbolis dan budaya mungkin yang paling sulit dipahami dari segi deskripsi dan pemahaman. Mereka berasal dari instruksional kemampuan pemimpin untuk menjadi simbol dari apa yang penting dan tujuan tentang sekolah (Simbolik) serta untuk mengartikulasikan nilai-nilai dan kepercayaan organisasi dari waktu ke waktu (Budaya).
Keberhasilan kepala sekolah efektif sebagai pemimpin pembelajaran antara lain ; pertama, sebagai penyedia sumber daya; menunjukkan kemampuan dan manajemen waktu dan sumber daya yang secara efektif, menunjukkan kondisi kelas sebagai master pengubah, dan mampu mengenal dan memotivasi anggota staf sekolah, Kedua, sebagai sumber instruksional’ terlihat dan memajukan kondisi kelas yang efektif untuk menunjang hasil belajar, mendorong staf pengajar untuk menggunakan berbagai macam materi pengajaran dan strategi belajar mengajar, memberikan perhatian dan mampu mengembangkan gagasan inovatif. Ketiga sebagai komunikator, menyampaikan visi sekolah secara jelas, memahami tujuan sekolah serta mampu menerjamahkan, membina hubungan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan memiliki kemampuan dan kelebihan, yaitu yang pertama berpikir untuk mengendalikan organisasi atau kelompok kerja yang dipimpinnya. Kedua Kepribadian, khusus yang berkaitan dengan semangat, keuletan, ramah tamah, stabil emosi, jujur dan rendah hati, sederhana dan disiplin. Dan ketiga merumuskan kebijakan, memahami dan mengetahui perilaku dan tingkat kepuasan kerja guru atau staf yang dipimpinnya. Keempat, kehadirannya bermakna; mampu berinteraksi dan mempengaruhi seluruh lingkungan sekolah (Guru, staf, siswa dan petugas lainnya). Banyak hal yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam kaitannya sebagai pemimpin pembelajaran. Fungsi tersebut hanyalah merupakan salah satu bagian dari keseluruhan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan.
Jabatan kepala sekolah adalah jabatan yang mempertaruhkan kemampuan atau kompetensi profesional, dan tidak sekedar mempersyaratkan modal pengalaman dan prestasi mengajar yang baik. Kompetensi manajemen pendidikan yang dilengkapi dengan keterampilan konseptual, memiliki sertifikasi kepala sekolah sebagai pemimpin masa depan yang efektif dengan stakeholders, jelas dalam menyampaikan sesuatu baik lisan maupun tulisan.
Implementasi Kurikulum Merdeka
Posted by pengawassdkotamalang On 23.30 with No comments
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Dengan kurikulum ini, dapat membantu guru untuk memilih berbagai perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Karakteristik utama dari kurikulum Merdeka Belajar yang mendukung pemulihan pembelajaran
Dikutip dari kurikulum.kemdikbud.go.id, berikut karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka Belajar yang mendukung pemulihan pembelajaran:
- Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila
- Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Selain itu, kurikulum ini juga mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Artinya, peserta didik akan mengimplementasikan materi yang telah dipelajari melalui proyek atau studi kasus, sehingga pemahaman konsep bisa lebih terlaksana. Nama proyek ini adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Proyek ini sifatnya lintas mapel. Melalui proyek ini, siswa diminta untuk melakukan observasi masalah dari konteks lokal dan memberikan solusi nyata terhadap masalah tersebut.
Kemdikbud Ristek menyatakan beberapa perubahan kurikulum dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, di antaranya yaitu:
1. Perubahan Kurikulum di Jenjang SD
- Mapel IPA dan IPS digabungkan.
- Mata pelajaran Seni sebagai mapel keterampilan.
2. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMP
- Mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib.
- Mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).
3. Perubahan Kurikulum di Jenjang SMA
- Tidak ada penjurusan di jenjang SMA.
- Peserta didik akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas 11 dan 12 sesuai minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
- Peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran di kelas 12 namun tidak disarankan.
Asesmen Kurikulum Merdeka
Posted by pengawassdkotamalang On 23.23 with No comments
Dalam proses pembelajaran seyogianya peserta didik yang menjadi fokus. Usaha untuk memahami peserta didik dan menjadikan mereka pembelajar yang aktif akan memudahkan usaha untuk mengaktualisasikan tujuan pendidikan, yaitu berkembangnya karakter dan kompetensi peserta didik. Pendidik berperan memfasilitasi proses mencapai tujuan tersebut.
Untuk itu penting bagi pendidik untuk memiliki kemampuan merancang pembelajaran, agar mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, interaksi pendidik dan peserta didik akan berubah. Peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran serta memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik baik kepada diri sendiri, peserta didik lain serta kepada pendidik.
Proses merancang pembelajaran merupakan proses penting yang berdampak pada keberhasilan pembelajaran, oleh sebab itu buku panduan ini disusun. Sasaran pengguna buku panduan ini adalah pendidik, isi dari buku panduan mencakup penjelasan mengenai komponen-komponen, prinsip pembelajaran dan asesmen, tahapan, kriteria output setiap tahapan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen, strategi serta contoh contoh pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada pembelajaran paradigma baru.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen Intrakurikuler
ADA Beberapa langkah dalan kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dan asesmen paradigma baru, yaitu
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Posted by pengawassdkotamalang On 23.16 with No comments
Dalam dunia pendidikan yang semakin beragam, setiap siswa memiliki kebutuhan dan kecepatan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk mengadopsi strategi pembelajaran yang berdiferensiasi guna memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi penuh mereka. Strategi pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode, materi, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi strategi pembelajaran berdiferensiasi dan pentingnya mengimplementasikannya dalam kelas.
Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Penting?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang penting dalam dunia pendidikan. Ini adalah metode yang memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa dalam kelas mereka. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru akan mengenali perbedaan siswa dalam hal kemampuan, minat, gaya belajar, dan kebutuhan khusus lainnya. Kemudian, guru akan merancang dan mengimplementasikan strategi pengajaran yang sesuai untuk setiap siswa.
Ada beberapa alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi itu penting dan perlu diterapkan dalam setiap kelas:
1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa merasa dihargai dan diperhatikan oleh guru. Mereka mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan rasa keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi secara aktif. Siswa yang terlibat akan lebih antusias dan lebih mungkin untuk mencapai hasil yang lebih baik.
2. Memaksimalkan Potensi Individu
Setiap siswa memiliki potensi unik yang perlu diakui dan diberdayakan. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Siswa yang lebih mampu bisa diberikan tugas yang lebih kompleks dan mendalam, sementara siswa yang membutuhkan bantuan tambahan bisa diberikan dukungan dan panduan yang tepat. Dengan cara ini, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.
3. Memenuhi Kebutuhan Khusus
Setiap siswa memiliki kebutuhan khusus yang perlu diperhatikan. Beberapa siswa mungkin memiliki kebutuhan pendidikan khusus, seperti siswa dengan disabilitas atau siswa berbakat. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat merancang dan menyediakan materi, strategi, atau penilaian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik ini.
- Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Dengan mengakomodasi gaya belajar yang berbeda dan minat siswa, strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang merasa dihargai dan didengar akan lebih termotivasi untuk belajar.
- Meningkatkan Pemahaman: Ketika siswa diberikan materi yang sesuai dengan level pemahaman mereka, mereka lebih mampu memahami dan menguasai konsep yang diajarkan. Dengan menggunakan pendekatan yang berdiferensiasi, guru dapat membantu siswa yang berjuang dengan materi tertentu dan pada saat yang sama, menantang siswa yang lebih mampu.
- Menghormati Keanekaragaman: Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan individu. Dengan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat menghormati keanekaragaman siswa dalam hal kemampuan, budaya, bahasa, dan gaya belajar.
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Efektif dalam Kelas
Penting untuk diakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menerapkan strategi pembelajaran yang berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa strategi pembelajaran berdiferensiasi yang efektif yang dapat diterapkan dalam kelas.
1. Pendekatan Kelompok Berbeda
Salah satu strategi yang efektif dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan kelompok berbeda. Pendekatan ini melibatkan pembagian siswa ke dalam kelompok berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Setiap kelompok akan diberikan materi pelajaran yang sesuai dengan tingkat mereka. Pendekatan ini memungkinkan siswa yang lebih unggul untuk diberikan tugas yang lebih menantang, sementara siswa yang memerlukan bantuan tambahan dapat menerima dukungan yang lebih intensif.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi lain yang efektif dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu. Setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda, yang memungkinkan siswa dengan kemampuan yang berbeda untuk saling membantu. Pembelajaran kooperatif dapat mendorong kerja tim, memperkuat keterampilan sosial, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dari satu sama lain.
3. Pengajaran Berbasis Proyek
Pengajaran berbasis proyek adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proyek nyata yang membutuhkan pemecahan masalah dan pemikiran kritis. Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memberikan proyek dengan tingkat kesulitan yang berbeda untuk siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Capaian Pembelajaran (CP) Implementasi Kurikulum Merdeka
Posted by pengawassdkotamalang On 23.12 with No comments
Capaian Pembelajaran Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Capaian pembelajaran dalam kurikulum merdeka merupakan keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa dan harus diselesaikan setiap tahap. Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim untuk mengatur kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat student centered learning atau berpusat pada siswa.
Kurikulum Merdeka mengatur pembelajaran sesuai minat dan bakat anak dinilai lebih fleksibel dan berkonsentrasi untuk mengembangkan kemampuan atau kompetensi siswa.
Isi dari capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun komprehensif berbentuk narasi. Pemetaan capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka sesuai perkembangan siswa dalam fase usia.
Strategi untuk mencapai capaian pembelajaran yaitu dengan mengurangi cakupan materi dan mengubah tata cara penyusunan yang lebih fleksibel sehingga siswa tidak merasa tertekan untuk mencapai pembelajaran tersebut
isi dalam Capaian Pembelajaran Kurikulum merdeka ini mencakup beberapa poin , antara lain :
- Rasional Capaian Pembelajaran
- Tujuan Capaian Pembelajaran
- Karakteristik Pembelajaran
- Lingkup Capaian Pembelajaran
- Rumusan Capaian Pembelajaran / Elemen Capaian Pembelajaran
Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Posted by pengawassdkotamalang On 22.58 with No comments
MALANG-Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek profil yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul projek profil sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik.
Oleh karena itu, pendidik yang menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun modul projek profil.
Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek profil dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran.
Modul projek profil pada dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:
1. Profil Modul:
- Tema dan topik atau judul modul
- Fase atau jenjang sasaran
- Durasi kegiatan
2. Tujuan:
- Pemetaan dimensi, elemen, sub elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek profil
- Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
3. Aktivitas:
- Alur aktivitas projek profil secara umum
- Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
4. Asesmen - Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek profil
Dalam Penentuan Tema Proyek masing masing Kelas atau fase diberi pilihan
- Jenjang SD / Fase A sampai Fase C : Wajib Memilih dan Menentukan 2 Tema dalam 1 Tahun
- Jenjang SMP / Fase D : Wajib Memilih dan Menentukan 3 Tema dalam 1 Tahun
- Jenjang SMA / Fase E sampai Fase F : Wajib Memilih dan Menentukan 3 Tema dalam 1 Tahun
Tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Untuk tema atau materi proyek Kemendikbudristek telah memberikan judul tema yang bisa digunakan untuk jenjang SD, SMP dan SMA.
- Gaya Hidup Berkelanjutan (SD‒SMA/SMK)
- Kearifan lokal (SD, SMP, SMA/SMK)
- Bhinneka Tunggal Ika (SD, SMP, SMA/SMK)
- Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA/SMK)
- Suara Demokrasi (SMP‒SMA/SMK)
- Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI (SD,SMP,SMA/SMK)
- Kewirausahaan (SD,SMP,SMA/SMK)
Tema – tema di atas ini bisa rekan – rekan pilih sesuai dengan kubutuhan dan kemampuan guru, siswa, lingkungan serta tahapan / fase yang paling cocok untuk melaksanakaanya.
A. Gaya Hidup Berkelanjutan (SD, SMP, SMA)
Diharapkan dengan kegiatan proyek siswa mampu memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
Siswa mampu berfikir kritis tentang pengaruh aktivitas manusia dan perubahan iklim
Siswa bisa membangun kesadaran ramah lingkungan dan mempromosikan gaya hidup yang lestari berkelanjutan dalam kesehariannya
Siswa memahami potensi bencana di lingkungan sekitar akibat lingkungannya rusak
B. Kearifan Lokal (SD, SMP, SMA)
Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
Siswa mempelajari keterkaitan berkembangan budaya lokal dengan kemajuan dan perkembangan nasional dan iternasional
Siswa mampu memahami nilai – nilai kesenian dan tradisi lokal serta mampu menerapkan di kehidupan mereka
Siswa mampu mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya.
C. Bhinneka Tunggal Ika (SD,SMP,SMA)
Siswa mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global.
Siswa secara kritis dan reflektif menelaah hal – hal negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.
Melalui projek ini, Siswa mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan antikekerasan.
D. Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP‒SMA)
Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Siswa melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri, perundungan (bullying), baik fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan keluarnya.
Siswa memahami masalah-masalah kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.
E. Suara Demokrasi (SMP‒SMA)
Siswa merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya.
Menggunakan kemampuan berpikir sistem, Siswa menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
F. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD, SMP,SMA)
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya.
Siswa mengasah berbagai keterampilan berpikir dalam mewujudkan produk berteknologi.
Siswa dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa.
Siswa juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika.
G. Kewirausahaan (SD, SMP,SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Siswa kemudian merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka.
Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuh kembangkan.
Prinsip-prinsip Kunci Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
3. Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
Contoh Modul P5 Fase A bisa diunduh di bawah ini:
(sumber:datadikdasmen.com)